ColorBless: Augmenting Visual Information for Colorblind People with Binocular Luster Effect
SOON HAU CHUA, HAIMO ZHANG, MUHAMMAD HAMMAD, SHENGDONG ZHAO,
and SAHIL GOYAL, National University of Singapore
KARAN SINGH, University of Toronto
DOI : http://dx.doi.org/10.1145/2687923
Binocular disparity allows interesting visual effects visible only to people with stereoscopic 3D displays. Here, we studied and applied one such effect, binocular luster, to the application of digital colorblind aids with active shutter 3D. We developed two prototype techniques, ColorBless and PatternBless, to investigate the effectiveness of such aids and to explore the potential applications of a luster effect in stereoscopic 3D beyond highlighting. User studies and interviews revealed that luster-based aids were fast and required lower cognitive effort than existing aids and were preferred over other aids by the majority of colorblind participants. We infer design implications of a luster effect from the study and propose potential applications in augmented visualization.
KADEK GRIHADEVI KARDINI, Undergraduate Student of Computer Science Department,
Mathematics and Science Faculty, Bogor Agricultural University
Buta warna merupakan kondisi medis yang ditandai dengan gangguan kemampuan untuk membedakan warna tertentu dalam spektrum warna. Adapun jenis-jenis buta warna yaitu protan dan deutan yang dianggap sebagai buta warna merah-hijau serta tritan yang dianggap sebagai buta warna biru-kuning. Dua bantuan digital yang telah dilakukan yaitu dengan menstubstitusi warna dengan kontras yang lebih tinggi dan menerapkan pola visual di atas warna yang membingungkan dirasa cukup membantu para penderita buta warna. Namun demikian, kedua bantuan digital tersebut memiliki keterbatasab masing-masing dalam penggunaan aktual.
Pada artikel ini, penulis mengusulkan dua teknik yang mengaplikasikan efek kilau binokuler dan shutter aktif 3D untuk meningkatkan informasi visual pada gambar guna membantu penderita buta warna, yaitu ColorBless dan PatternBless. ColorBless mengkodekan informasi warna dengan menentukan pasangan warna yang membingungkan terlebih dahulu kemudian menerapkan efek kilau ke salah satu warna. Teknik PatternBless menerapkan efek kilau dalam bentuk pola mengkilap menjadi warna untuk menambah informasi visual pada gambar.
Studi terhadap riset sebelumnya dilakukan untuk membandingkan dan mengevaluasi teknik ColorBless dan PatternBless yang digunakan. Disini penulis memilih teknik recoloring Daltonize yang mensubstitusi warna dan teknik pola yang menambah informasi dengan pola garis pada lereng berbeda. Adapun tahapan dalam melakukan studi yaitu meneliti efek kilau binokuler dengan shutter aktif 3D, meneliti perbedaan warna dari masing-masing teknik buta warna, meneliti perbedaan warna yang dihasilkan dari teknik buta warna dan mengakuisisi evaluasi subjektif dari penggunaan teknik buta warna. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat kecerahan yang sama, efek kilau lebih terlihat ketika kontras polaritas dari gambar kanan dan kiri saling berlawanan. Selain itu, perbedaan warna tidak memberikan efek terhadap persepsi efek kilau, setidaknya untuk tiga warna berbeda (merah, hijau dan biru) yang dipelajari.
Kegunaan kilau binokuler dalam pembedaan warna dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu kecepatan dan kejelasan, pembedaan warna pada area gambar yang sempit dan kemampuan mempertahankan warna asli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ColorBless merupakan teknik yang paling cepat dan tepat dalam membedakan warna. Sama halnya dengan PatternBless yang lebih cepat dan minim akan kesalahan dibandingkan dengan teknik pola lainnya. Hal ini dikarenakan saliency visual yang tinggi dan upaya kognitif yang rendah dalam proses decoding. Begitu pula untuk area sempit dan kemampuan dalam mempertahankan warna asli, kedua teknik ini lebih baik dibandingkan teknik yang sudah ada sebelumnya. Selain kegunaan, adapun beberapa keterbatasan dari teknik ColorBless dan PatternBless yang dikembangkan, yaitu membutuhkan pengaturan 3D berbasis kaca, seperti shutter aktif, lensa pasif dan Dolby 3D. Melihat efek kilau binokuler juga tidak memberikan kenyamanan kepada pengguna. Keterbatasan lainnya yaitu pengembangan yang dilakukan hanya sebatas prototipe yang tidak memperhatikan warna latar dan kecerahan latar dari gambar.
Akhirnya, penulis menyimpulkan implikasi desain dari penerapan efek kilau berpotensi dalam penambahan visualisasi, khususnya bagi penderita buta warna baik dari segi kecepatan dan ketepatan, pembedaan warna pada area yang sempit, serta kemampuan dalam mempertahankan warna asli.